Cute Hello Kitty Kaoani

Selasa, 01 September 2015

Akan Kugapai Harapanku di Persimpangan Jalan

                     
*nnddrrrreeettt nnddrrreettt.* Getar hp sungguh membuatku kaget. Ku ambil sebuah gadget baruku itu sembari berjalan kembali menuju ruang keluarga.
“ siapa sih yang bbm malem-malem begini?!”Omelku dalam hati
Setelah sampai di ruang keluarga, ku buka gadget baruku itu dengan sangat hati-hati. Setelah itu langsung ku pencet bbm, setelah menunggu beberapa saat....
“Oh ternyata Dani.. yang nge-bbm” ujarku lirih sambil membaca bbm dari Dani
Setelah membaca bbm dari Dani, aku meloncat loncat seperti katak, sungguh senang bukan kepalang, tak sengaja ternyata teriakanku membangunkan mama yang sedari tadi tertidur dengan pulasnya di ranjang kamar.  Mama yang masih tampak setengah sadar berjalan menuju arahku sambil menggeliat dan mengucek-ucek matanya.
“Ada apa sih Ran?? Malam-malam begini kok berisik, kalau tetangga terganggu gimana?” nasihat mama kesal sambil menguap lebar.
“iyaa ma, maaf maaf. Aku dapat berita bagus dari Dani ma, katanya akan ada lomba pramuka tingkat kabupaten/kota, jika kita menang itu berarti kita sudah punya tiket masuk ke SMAN Sooko ma, wahhh betapa bangganya aku kalau aku menang dan mendapat piagam itu. Aku sudah tenang ma.. karena jelas aku sudah diterima di Sooko.” Jawabku girang
“Iya, tapi kapan?? Tempatnya dimana?? Apa kamu yakin bisa?? Sudahlah kan masih banyak cara untuk menuju SMAN Sooko, toh.. tidak hanya lewat prestasi non akademik.” Jelas mama dengan wajahnya yang sangat lelah
“Iya ma, tapi apa salahnya jika aku ikut lomba itu dan ternyata?? Menang?? Apa mama tidak bangga??” jawabku kecewa
“mama bangga kok, tapi itu sangat beresiko, mana ada lomba pramuka yang tempat lombanya bersih dan tidak menegangkan?? Tidak ada kan??” Kali ini mama memasang muka serius saat menjawab.
“ahh mama.. teman-temanku saja sangat mendukung  aku ikut lomba itu, masa
 mama sendiri tidak mendukung?? Sekali ini saja ma, ku mohon.” Tunduk ku lesu
“sekali tidak boleh ya tetap tidak boleh! Itu sangat berbahaya! Mama khawatir kalau kamu nanti kenapa-napa, kamu kan anak mama satu-satunya.” Tutur mama
Aku tak menjawab. Aku langsung menuju kamar dan membayangkan betapa senangnya teman-temanku yang selalu mendapat support dari orangtuanya. Sedangkan aku??  Aku selalu dilarang. Aku hanya ingin menjadi anak yang mandiri, hanya itu saja.
 “ Ahhhh... kenapa aku harus jadi anak tunggal?? Kenapa aku tidak punya adik atau kakak sih?? Kenapa orangtuaku selalu melarangku bahkan sama sekali tidak pernah support aku?? Apakah mereka tidak ingin melihatku sukses?? apa orangtuaku tidak ingin melihatku tersenyum lebar??” pertanyaan itulah yang sekarang memenuhi otakku. Sungguh aku tidak pernah mengerti apa yang mereka fikirkan.
“Aku tahu aku ini anak tunggal dan aku pula juga tahu, mereka sangat khawatir dengan kesehatanku! Namun.. jika terus dilarang bagaimana aku bisa berubah menjadi anak yang lebih dewasa?” Omelku lagi.
Hal yang menurutku baik namun menurut orangtuaku justru bukanlah yang terbaik. Dan sebaliknya, kenapa jalan fikiranku selalu saja bertentangan dengan jalan fikir mereka?? Entahlah, mungkin aku akan mengetahui jawabannya saat aku sudah menjadi seorang ibu.
           Setetes air mengalir melalui pipiku lalu berhenti di sela-sela bibirku. Untuk meluapkan rasa kecewa,  aku membuat PM di BBMku “Ahh.. kenapa orangtuaku selalu melarangku mengikuti lomba?? Ini itu selalu dilarang hiks.” Begitulah PM yang kubuat.
Setelah beberapa saat kemudian.. Aku mendapat sebuah bbm dari kakak kelasku, ya.. mbak Dini.
“Aku tahu dik, bagaimana rasanya dilarang. Adik pasti berfikir kenapa mereka selalu melarang adik, kenapa mereka tidak pernah sekalipun memberi support atau semangat kepada adik. Namun ketahuilah kakak juga sangat tahu bagaimana rasanya tidak diperdulikan. Dicampakkan. Bahkan tidak dinggap. Itu lebih sakit dik. Rasanya seperti kita sedang memeluk kaktus. Semakin tinggi kamu berharap kamu diperdulikan maka, hatimu kan semakin teriris. Karena kau tahu hal itupun hanyalah sebuah angan-angan  ” begitulah bbm dari mbak Dni
“Iyyyaaaa mbak! Aku kecewa banget mbak” Ujarku dalam hati. Akhirnya.. aku curhat ke mbak Dini, semua keluh kesahku ku, ku tuangkan dalam sebuah rangkaian kata nan indah yang bisa membuat orang yang membacanya pun ikut tersentuh dengan apa yang ku rasakan saat ini.
Saat bibir sudah tak bisa berbicara dan hati sudah tak bisa mengungkapkan, hanya air matalah yang bisa menunjukan betapa rapuh dan kecewanya aku. Namun.. ada sebuah bbm dari mbak Dini yang bisa membuatku tersadar, membuatku merasa bersalah dan membuatku marah pada dirirku sendiri..
“Dek, kamu harus bersyukur masih dilarang ini itu, dan kamu juga harus bersyukur masih diperhatikan. Kakak? Kakak gak pernah diperhatikan dek. Kakak ikut ini.. kakak ikut itu.. gak ada yang peduli.”
“Kakak mau ini.. kakak mau itu?? Semuanya terserah kakak. Semuanya sibuk dengan urusan masing-masing. Kakak malah mau menjadi kamu, dilarang ini.. itu.. meskipun ada rasa kecewa saat kemauan kita tidak dipenuhi.. namun kakak senang karena disela kesibukannya, mereka masih mau memperdulikan kita. Mereka hanya mau yang terbaik buat kamu.”
“Apalagi kamu anak tunggal? Mereka takut dek kehilangan kamu, mereka takut kehilangan seseorang yang paling dikasihinya. Kamu akan mengerti saat pola fikirmu sudah dewasa. Saat kamu menjadi ibu. “ jelas mbak Dini
Melihat bbm dari mbak Dini aku sadar, aku bersyukur, karena orangtuaku masih memperdulikanku. Masih mau mengarahkanku untuk menjadi yang lebih baik.
Setitik harapan ada dalam diriku. Benar kata mama, aku bisa masuk SMAN Sooko! Karena ku yakin do’a ibu pasti di dengar! Toh memang mungkin itu bukan jalan terbaik.
 “Thanks for Today.” Ujarku sambil tersenyum dan mengusap air mataku.
Kejadian hari ini bisa aku jadikan pelajaran yang berarti dalam hidupku. Apapun yang dikatakan orangtuaku benar! Aku yakin mereka pasti ingin yang terbaik untuk ku. Sampai kapanpun aku tidak akan pernah kecewa saat aku dan orangtuaku berbeda pendapat dan fikiran.
 Karena aku tau mereka lebih berpengalaman dan lebih bisa melihat mana yang baik dan mana yang kurang baik. Ku tulis semua kejadian hari ini di dalam buku diary ku sambil tersenyum menatap langit cerah yang telah menyapaku untuk menyambut datangnya hari baru. Hari ini aku akan membuka lembaran baru dan aku siap untuk melangkah maju menatap masa depan yang cerah.

By: Rizky Dewi P.
 Maaf kalau masih jelek, mohon kritik dan sarannya ya!! ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar